23 November 2008

KESABARAN

Kesabaran seseorang seharusnya diperkuat dengan berpikir,

"Mereka yang tidak memiliki kesabaran akan menderita akibat ketidaksabarannya sendiri, dan melakukan sesuatu yang akan membawa penderitaan pada kehidupan selanjutnya."

Ia seharusnya berpikir,
"Sekalipun penderitaan ini timbul akibat perbuatan salah orang lain, tetapi tubuhku merupakan tempat berlangsungnya penderitaan ini, dan perbuatan yang menimbulkan penderitaan tersebut merupakan milikku ( akibat dari karma yang berbuah )."

Ia juga seharusnya berpikir,
"Penderitaan yang aku terima akan membebaskan dari hutang-hutang ( buah ) karma burukku."

"Bila tidak ada seorangpun yang berbuat kesalahan, bagaimana aku dapat melatih dan menyempurnakan kesabaranku?"

"Sekalipun saat ini berbuat kesalahan, tetapi dahulu ia mungkin seorang yang murah hati terhadapku."

Selanjutnya ia juga seharusnya berpikir,
"Semua makhluk bagaikan anak-anakku sendiri dan orang tua manakah yang menjadi marah dan dendam karena kesalahan yang dilakukan oleh anak-anaknya?"

Akhirnya ia seharusnya berpikir,
"Ia berbuat salah kepadaku ( mungkin ) karena kesalahan yang ada dalam diriku, aku harus berusaha untuk melenyapkan kesalahan itu ( bukan sebaliknya berbuat kesalahan yang baru )."




(Cariyapitaka atthakata - 290)